Wednesday, April 13, 2016

4 HARI DI LABUAN BAJO, FLORES. LUAARRRR BIASSAAAAAA!!!

Sudah tau Pulau Padar? Pulau yang katanya lagi hits di Instagram, juga Pulau Kelor yang sangat indah, serta jangan lupakan "Pink Beach" yang mempunyai sejuta pesona dengan pasirnya yang berwarna merah muda. Ya, semua itu ada di Indonesia, tepatnya di Nusa Tenggara Timur, salah satu surga dunia di Indonesia dengan keindahannya yang luar biasa.

Buat yang belum pernah kesana, saya akan berbagi cerita tentang perjalanan saya selama 4 hari di "surga dari timur" Indonesia ini. Perjalanan kali ini saya bersama teman-teman yang luar biasa pula. Saya sendiri berangkat dari Jawa Timur bersama dengan Omen dan Mbak Niktul, dan di Labuan Bajo bertemu dengan teman-teman yang lain yang berasal dari daerah lain. Ada bang Ian, DM dari Jakarta, Mbak Endang dari Bogor, ada Barok dan Bli Wayan dari Bali.

Pulau Kelor yang sedang hijau-hijaunya
Pada perjalanan kali ini saya merasa sangat beruntung karena di Labuan Bajo dan pulau-pulau lainnya sedang hijau-hijaunya, karena kami berangkat setelah musim hujan selesai. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober hingga Maret, dan menurut saya waktu terbaik untuk melihat hijaunya Labuan Bajo adalah pada bulan Maret hingga Juni. Tapi sekedar informasi saja, meskipun tidak sedang hijau-hijaunya, Labuan Bajo dan pulau lainnya akan tetap memberikan keindahan yang sungguh luar biasa.

PERJALANAN HARI PERTAMA

Perjalanan hari pertama dimulai dengan menuju ke Pulau Kelor. Pulau kelor memiliki pantai berpasir putih, laut yang jernih dan pemandangan landscape yang luar biasa indah, apalagi dari puncak dari pulau ini. Dari pelabuhan Labuan Bajo butuh waktu sekitar 1,5 jam perjalanan laut untuk sampai di pulau ini. Dan untuk sampai di Puncak pulau ini, dibutuhkan kurang lebih 30 menit treking. Jalur treking di tempat ini sangatlah curam, dan dianjurkan untuk yang ingin menikmati puncak harus mempersiapkan fisiknya terlebih dahulu. Sebagai catatan, Mbak Niktul harus muntah untuk sampai di puncak, dan Mbak Endang harus tepar setelah turun dari puncak pulau kelor. wkwkwk
Pulau Rintja
Perjalanan selanjutnya dilanjutkan ke Pulau Rintja, pulau yang menjadi habitat Komodo selain di pulau Komodo sendiri. Di pulau ini, setiap wisatawan diwajibkan membayar 60rb rupiah per orang (medium trek) untuk biaya Ranger yang menemani dan menjaga dari Komodo yang dikenal liar dengan liurnya yang beracun. Untuk populasi Komodo yang ada di pulau ini disebut oleh ranger yang menemani kami yaitu sebanyak 2800 ekor. Oiya, perjalanan untuk ke pulau Rintja ini memakan waktu sekitar 2 jam dari pulau Kelor.

Pulau padar
 Setelah dari pulau Rintja, kami melanjutkan ke pulau Padar, pulau paling hits di Instagram. hehehe .Tapi memang, pulau ini memberikan pemandangan yang luar biasa indah dan sanggup membuat hati dan pikiran menjadi tenang. Namun ada cerita yang menarik juga di tempat ini yang saya dengar dari kapten kapal pengantar perjalanan kami ini. Konon ceritanya, di pulau ini juga terdapat 3 ekor komodo. Yang merupakan komodo paling liar dan buas yg dulunya adalah penghuni di pulau rintja. Sengaja di pindahkan ke pulau padar dengan harapan wisatawan yang ingin melihat komodo di pulau rintja tidak menjumpai komodo yang buas dan liar. Maka dari itu, setiap wisatawan yang berkunjung di pulau ini diharapkan untuk tidak bermalam disana. perjalanan dari pulau Rintja ke pulau Padar memakan waktu 2,5 jam.
Dan perjalanan terakhir kami lanjutkan di pulau Komodo, dan kita bermalam disana.

PERJALANAN HARI KEDUA

Perjalanan hari kedua diawali dengan menikmati sunrise di pulau komodo. Di pulau ini kami hanya numpang foto di sekitar pulau ini saja, karena kami sudah cukup puas melihat Komodo yg ada di pulau Rintja hari sebelumnya. Setelah puas berfoto ria di pulau komodo kami melanjutkan ke Kampung Komodo, tetap di pulau yang sama namun di tempat yang dihuni oleh masyarakat asli. Ada sedikit cerita menarik di Kampung Komodo ini. Menurut cerita, pernah pada suatu ketika masyarakat yang tinggal di kampung komodo (pulau komodo) mendapatkan tanah dan tempat tinggal gratis di labuan bajo, agar mereka meninggalkan pulau komodo yang diproyeksikan penuh sebagai tempat pariwisata (hanya untuk tempat tinggal komodo) oleh pemerintah. Namun yang terjadi, selama tidak ada masyarakat asli kampung komodo yang tinggal di pulau komodo, tidak ada satupun komodo terlihat disana. Hal itu membuat wisatawan yg datang kesana kecewa sampai pada akhirnya masyarakat asli dikembalikan untuk tinggal d kampung komodo kembali. Dan anehnya setelah masyarakat kembali, komodo pun terlihat lagi.
Perjalanan di lanjutkan menuju Pink Beach. Sesuai namanya, pantai ini memiliki pasir pantai yang berwarna merah/merah muda. Warna pink dari pantainya merupakan campuran dari warna pantai pasir putih yang bercampur dengan serpihan karang, cangkang kerang, serta kalsium karbonat dari invertebrata laut yang berukuran sangat kecil, dan juga Foraminifera, Amuba Mikroskopis yang memiliki cangkang tubuh berwarna merah. Pantai seperti ini hanya ada 7 lho di dunia. Jadi kita harus bangga mempunyai salah satu pantai yang berwarna pink ini. Bukan hanya pasirnya yang menawan, namun keindahan bawah lautnya juga tidak kalah indah.
Setelah terpesona kecantikan Pink beach, kami melanjutkan perjalanan menuju Manta Point. Di tempat ini kami bertemu dengan begitu banyak Manta, bahkan kami bisa sangat dekat dan berenang bersama "ikan pari" yang besarnya hampir sebesar kapal yang kami tumpangi. Sungguh luar biasa saat itu, saya merasa sangat beruntung. Bahkan saya disana melihat manta dengan ciri yang berbeda dengan yang lain, manta dengan corak tutul dan tidak sebesar manta yang lain.
Dan hari pun mulai menuju senja, dan kami mengakhiri perjalanan menuju ke Gili Lawa Darat untuk menikmati senja disana dan bermalam disana.
Sunrise di pulau komodo
kebersamaan dengan anak kampung komodo
Pink beach











PERJALANAN HARI KETIGA 

Perjalanan hari ketiga kami awali dengan treking ke puncak dari Gili Lawa Darat. Perjalanan cukup melelahkan karena puncak dari Gili lawa darat ini karena trek untuk kepuncak ini paling jauh dan menanjak diantara pulau yang lain.Disana kami menikmati indahnya sunrise yang luar biasa.
Setelah puas mengeksplore Gili Lawa darat, kami menuju ke tempat yang masih jarang di singgahi oleh wisatawan lain, yaitu di Jelly Fish Point. Sesuai dengan namanya, tempat isi berisi banyak sekali ubur-ubur yang sangat indah namun tidak menyengat. Disini kita dapat berfoto ria dengan ubur-ubur yang berwarna putih biru ini. Namun ingat, jangan sampai menyakiti hewan ini, dan kita wajib pula menjaga ekosistem habitat ubur-ubur tinggal ini. 
Setelah puas dengan ubur-ubur, kami melanjutkan perjalanan ke pulau Kanawa. Pulau dengan pasir putih yang bersih, juga keindahan bawah lautnya yang sangatlah luar biasa. Disana juga terdapat penginapan dan cafe yang membuat kita bisa menikmati pulau yang indah ini. Namun sayangnya, pengelola pulau ini adalah pihak asing, bukam dari anak bangsa sendiri. Bahkan untuk sekedar bersandar di pulau ini, diharuskan membayar biaya "parkir", sehingga kapal yang mengantar kita terpaksa parkir ditengah laut menjauhi dermaga pulau ini. :(
Setelah menikmati pulau Kanawa, kami bergegas menuju Pulau Seraya. Disana hampir sama dengan pulau Kanawa, juga terdapat penginapan dan cafe. Namun disini juga terdapat kolam renang yang airnya juga lagi-lagi berasal dari air laut. Memang agak susah mencari air tawar selama di pulau-pulau yang telah disinggahi. Tetapi, di pulau seraya juga terdapat air tawarnya kok, yaitu di toiletnya. Saya dan Omen memutuskan untuk berjalan ke puncak pulau ini untuk menikmati sunset, yang lain tidak ikut karena sudah lelah setelah perjalanan sebelumnya yang memang melelahkan. Lagi-lagi yang sangat disayangkan adalah pengelola ini dari negara asing.
puncak tertinggi pulau gili lawa darat


kolam renang di pulau seraya


kanawa island


ubur-ubur cantik di jellyfishpoint


bersantai di pulau seraya

LAST DAY AT LABUAN BAJO
PERJALANAN HARI KEEMPAT


goa rangko
Sedih sekali kalau ingat hari terakhir ini. Serasa kurang untuk menikmati "surga dari timur" ini. Dan tempat yang kami kunjungi di hari akhir adalah di kolam renang yang ada di dalam goa, yaitu Goa Rangko. Salah satu tempat terbaik yang patut dikunjungi ketika berada di Labuan Bajo. Untuk sampai ke tempat ini, kita memerlukan perjalanan laut sekitar 45 menit. Setelah itu kita tidak langsung sampai ke goa ini karena kita perlu melakukan treking menyusuri hutan sekitar 20 menit. Setelah sampai didalam goa, akan disambut oleh udara yang lembab seperti goa kebanyakan. Namun, kolam renang yang ada di dalam goa ini seakan menggoda kita untuk segera menikmatinya. 
Setelah puas menikmati indahnya Goa Rangko ini, kami pun kembali ke Labuan Bajo dan mengakhiri serangkaian perjalanan kami menyusuri keindahan "surga dari timur" ini.


Mungkin itu yang bisa saya ceritakan tentang perjalanan saya dan teman-teman saya yang berkesempatan untuk menikmati indahnya Flores. Semoga bermanfaat bagi semua yang telah membaca tulisan ini. Dan semoga menjadi racun bagi warga Indonesia khususnya untuk lebih mengeksplore keindahan yang ada di bumi pertiwi ini. Tentunya saya juga berharap, kita semua wajib untuk menjaga kelestarian alam yang begitu kaya di Indonesia ini, jangan pernah merusak keindahan alam Indonesia yang begitu kaya ini agar anak cucu kita juga dapat menikmati keindahan ini.
 
#FloresWonderfulLand #PesonaIndonesia


SPECIAL THANKS TO :

* Allah SWT
* Bapak, Ibuk, Adek, Efrin
* Teman-teman Trip :
~ Omen (Madura)
~ Mbak Niktul (Blitar)
~ Bang Ian (Jakarta)
~ Mbak Endang (Bogor)
~ Mubarok Photography (Bali)
~ Bli Wayan (Bali)
~ DM (Jakarta)
* Bang Herman (Kapten Kapal)
* Bang Kernet Awak Kapal (karena gatau namanya) wkwkwk


TAMBAHAN :






kebersamaan di pulau seraya
kebersamaan di pulau seraya


bermain kartu di kapal



pulau komodo
selfie at padar island



kebersamaan di dalam kapal


















Gilar Purwa Gautama
Fb : Gilar Purwa Gautama
Twitter : @gilarpurwa
IG : gilarpurwagautama
Youtube : Gilar Purwa Gautama

1 comment:

  1. BIG thanks juga buat dirimu yg sudah rela jadi guide dadakan dan tukang poto dadakan :)

    Gak sekalian aja itu bahasanya Mba Endang yang mau pingsan turun dari kelor. Haha

    ReplyDelete